Situs gratis pertama yang direkomendasikan untuk membuat blog adalah Situs gratis pertama yang direkomendasikan untuk membuat blog adalah Blogger.

Dimensi Tiga - 1



A. Macam-Macam Bangun Ruang

Beberapa macam bangun ruang yang akan kita pelajari adalah kubus, balok, limas, kerucut, dan bola.

  • Kubus adalah bangun ruang yang di batasi oleh enam persegi kongruen
  • Balok adalah bangun ruang yang di batasi oleh enam persegi panjang
  • Limas adalah bangun ruang yang di batasi oleh sebuah segi-n dan segitiga-segitiga sebagai sisi tegaknya
  • Bola adalah bangun ruang yang di batasi oleh sebuah sisi lengkung.

B. Volum Luas Permukaan Bangun Ruang

1. Kubus

Kubus ABCD.EFGH di samping mempunyai panjang rusuk a.

            Panjang diagonal bidang = a√2
            Panjang diagonal ruang = a√3
            Volum kubus = a³
            Luas permukaan kubus = 6a²

2. Balok

Balok ABCD.EFGH DI samping mempunyai panjang p, lebar l dan tinggi t.

            Volum balok = p × l × t
            Luas permukaan balok = 2(p.l + l.t + p.t)

3. Limas

Bangun diatas adalah contoh limas segi-3, segi-4, dan segi-5

            Volum limas = × luas alas × tinggi
            Luas permukaan limas = Luas alas + luas bidang/sisi tegak

Bidang Empat

Bidang empat adalah salah satu jenis limas. Bidang empat disebut juga limas segi-3 yaitu bangun ruang yang dibatasi oleh 4 buah bidang datar yang berbentuk segitiga.

Terdapat enam macam bidang empat, yaitu:
a.      Bidang empat sembarang, yaitu bidang empat dengan bangun segitiga sembarang dan titik puncaknya sembarang.
b.     Bidang empat tegak, yaitu bidang empat dengan salah satu rusuknya tegak lurus pada bidang alas atau proyeksi titik puncak tepat pada salah satu titik sudut bidang alas.
c.      Bidang empat siku-siku yaitu bidang empat dengan ketiga buah rusuk yang bertemu pada satu titik salin tegak lurus.
Bidang empat siku-siku (TA ⟂ AC, TA ⟂ AB, CA ⟂ AB)
d.      Bidang empat ortogonal, yaitu bidang empat dengan sepasang rusuk yang berhadapan dan bersilang saling tegak luruk. TA bersilang tegak lurus dengan BC, TB bersilang tegak lurus dengan AC, TC bersilang tegak lurus dengan AB.
e.       Bidang empat beraturan, yaitu bidang empat yang semua rusuknya sama panjang. Empat bidang segitiganya merupakan segitiga sama sisi.
Bidang empat beraturan (TA = TB = TC = AB = BC = CA)
f.       Bidang empat sama sisi, yaitu suatu bidang empat dengan keempat bidang segitiga kongruen.
        ∆TAB ∆TBC ∆TAC ∆ABC

4. Kerucut

Kerucut di samping mempunyai panjang jari-jari alas r, tinggi t, dan panjang garis pelukis s. Jari-jari, tinggi dan garis pelukis mempunyai hubungan:

            s² = r² + t²

            Volum kerucut = ⅓.πr².t

            Luas permukaan kerucut = πr² + πrs

Bola disamping ini mempunyai panjang jari-jari r

            Volum bola = 4/3 πr³

            Luas permukaan bola = 4πr²

C. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang Pada Bangun Ruang

Titik yaitu suatu noktah yang hanya ditentukan letaknya, dan tidak mempunyai ukuran. Titik biasanya ditandai dengan huruf kapital, misalnya titik A, titik B, titik P, titik Q dan seterusnya.

            A          P       Q
 •          •         •
B

Garis adalah himpunan titik-titik. Garis tidak memiliki batas ke kiri atau ke kanan. Oleh karena itu, garis cukup digambar wakilnya saja. Sebuah garis dinamai dengan huruf kecil, misalnya garis g, garis h, dan seterusnya, atau dengan nama titik yang dihubungkan, misalnya ruas garis AB.

Bidang adalah perluasan dari beberapa titik atau garis, yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sebuah bidang cukup digambar wakilnya saja, yaitu suatu daerah terbatas yang terletak pada bidang.

Bidang pada gambar di samping dapat disebut bidang PQRS karena bidang PQRS            termuat di dalam bidang tersebut. Bidang di atas juga dapat pula disebut bidang α.

1. Kedudukan Tituk Terdapat Garis

  • Sebuah titik P dikatakan terletak pada garis g, jika garis g melalui titik P.
  • Sebuah titik P dikatakan diluar garis g, jika garis g tidak melalui titik P.
2. Kedudukan Titik Terdapat Bidang

  • Sebuah titik P dikatakan terletak pada bidang a, jika bidang a melalui titik P.
  • Sebuah titik P dikatakan diluar bidang α, jika bidang α tidak melalui titik P.
3. Kedudukan Dua Garis

  • Garis g dan garis h dikatakan berimpit jika setiap titik pada garis g juga terletak pada garis h, dan sebaliknya.
  • Garis g dan garis h dikatakan saling berpotongan jika kedua garis tersebut memiliki satu titik persakutuan yang disebut titik potong. Dua garis hanya dapat berpotongan  jika terletak pada suatu bidang yang sama.
  • Garis g dan garis h dikatakan sejajar jika kedua garis tidak memiliki titik persekutuan.
  • Garis g dan garis h dikatakan bersilangan jika kedua garis tidak memiliki titik persekutuan, tidak sejajar dan tidak terletak pada satu bidang yang sama.
4. Kedudukan Garis dan Bidang

  • Garis g dikatakan terletak pada bidang α jika paling sedikit dua titik pada garis g terletak pada bidang α
  • Garis g dikatakan sejajar bidang α jika garis g sejajar dengan garis pada bidang α.
  • Garis g dikatakan menembus
5. Kedudukan Dua Bidang

  • Bidang α dan bidang  dikatakan β dikatakan bermpit jika kedua bidang mempunyai daerah persekutuan
  • Bidang α dan bidang β dikatakan sejajar jika kedua bidang tidak mempunyai titik persekutuan
  • Bidang α dan bidang β dikatakan berpotongan jika bidang α dan bidang β tidak sejajar. 
  • Dalam hal ini, perpotongan bidang α dan bidang β akan membentuk sebuah garis potong bidang α dan bidang β yang dinotasikan dengan (α, β).
D. Proyeksi

1. Proyeksi Titik dan Garis pada Garis

Proyeksi ruas AB pada garis g adalah bayangan ruas garis AB pada garis g oleh sinar yang tegak lurus garis g.

Ruas garis A B adalah proyeksi ruas AB pada garis g. Jika garis AB dengan panjang a membentuk sudut θ terhadap garis g, maka panjang proyeksi AB, yaitu A′ B′ ditentukan oleh:
Perhatikan gambar berikut: a. cos θ

2. Proyeksi Titik pada Bidang

Proyeksi sebuah titik A pada bidang α adalah titik tembus garis yang tegak lurus dari A pada bidang α.

Pada gambar terlihat:
            A′        = Proyeksi A pada bidang α
            A A    = Jarak titik A terhadap bidang α
            Α         = Bidang proyeksi

3. Proyeksi Garis pada Bidang

a. Jika Garis Sejajar Bidang

Ruas garis AB diproyeksi pada bidang α. Ruas garis A′ B′ merupakan proyeksi ruas garis AB pada bidang α.

            Panjang poyeksi AB = panjang A′ B′

b. Jika Garis Tegak Lurus Bidang

Ruas garis AB tegak lurus terhadap bidang α. Proyeksi ruas garis AB pada bidang α merupakan satu titik, yaitu titik B. Jadi titik B adalah proyeksi ruas garis AB pada bidang α.

c. Jika Garis Memotong Bidang

Ruas garis AB memotong bidang α di B. Proyeksi ruas garis AB pada bidang α adalah A′ B. Jadi,

            Panjang proyeksi AB = panjang A′ B

E. Jarak Pada Bangun Ruang

1. Jarak Antara Dua Titik

Jarak titik A ke titik B sama dengan panjang ruang garis AB, yang ditentukan dengan teorema Pythagoras, yaitu:

            AB = √(x² + y²)

2. Jarak Titik Ke Garis

a. Jika Titik dan Garis Terletak pada Satu Bidang

Titik A dan garis g terletak pada bidang α. Untuk menentukan jarak titik A ke garis g yaitu:

1.      Buatlah garis h yang melalui titik A dan memotong tegak lurus garis g di B
2.      Titik B adalah proyek titik A pada garis g. AB adalah jarak antara titik A dan garis g.

b. Jika Titik dan Garis Tidak pada Satu Bidang

Garis g terletak pada bidang α. Untuk mentukan jarak antara titik A dan garis g, yaitu:
1.      Buatlah garis AB yang tegak lurus bidang α.
2.      Buatlah garis BC yang tegak lurus garis g.
3.      AC adalah jarak antara titik A dan garis g.

3. Jarak Titik ke Bidang

Titik A terletak di luar bidang α. Untuk menentukan jarak antara titik A dan bidang  α adalah sebagai berikut.
1. Buatlah garis g yang melalui titik A dan tegak lurus bidang α
2. Jika garis g menembus bidang di B, maka AB adalah jarak antara titik A dan bidang α.

4. Jarak Dua Garis yang sejajar

Garis g sejajar dengan garis h dan keduanya terletak pada bidang α. Untuk menentukan jarak garis g dan h, yaitu:

1.      Buatlah garis l yang tegak lurus kedua garis g dan garis h
2.      Garis l memotong garis g di titik A dan garis h di titik AA adalah jarak antara garisg dan garis h.

5. Jarak antara Garis dan Bidan yang Sejajar

Garis g sejajar dengan bidang α. Berikut ini adalah untuk menentukan jarak antara garis g dan bidang α.

1.      Buatlah garis sembarang h melalui titik A di garis g dan tegak lurus bidang α. Garis h menembus bidang α di titik A
2.      AA adalah jarak antara garis g dan bidang α.

F. Sudut Pada Bangun Ruang

1. Sudut antara Dua Garis Bersilangan

Garis g menembus bidang α di titik A, garis h terletak pada bidang α, tetapi tidak melalui A, garis h sejajar dengan garis h melalui A dan garis g′ sejajar dengan garis g melalui B.
Maka sudut antara garis g dan garis h sama dengan sudut antara g dan h′ atau antara g′ dan h′.
Jadi, ∠(g,h) = ∠(g,h′) = ∠(g′,h) = θ.

Secara sederhana kita dapat mamperoleh sudut antara dua garis bersilangan dengan cara menggeser salah satu garis sedemikian rupa sehilangan kedua garis tersebut saling berpotongan. Sudut yang terbentuk setelah penggeseran adalah sudut antara dua garis bersilangan yang dimaksud. Pada gambar di samping, garis gadalah garis hasil pergeseran garis g sehinnga berpotongan dengan garis h. Demikian juga dengan garis h′.

2. Sudut antara Garis dan Bidang

Garis g menebus bidang α di titik A. titik P terletak pada garis g. Proyeksi AP pada bidang α adalah AP. Sudut antara garis g dengan bidang αsama dengan AP yaitu ∠PAP = θ.

3. Sudut antara Dua Bidang

Garis g terletak pada bidang α, dan tegak lurus dengan (α,β) di P. Garis h terletak pada bidang  β dan tegak lurus (α,β) di P. Sudut antara bidang α dan bidang β adalah θ, atau (α,β) = θ.

G. Irisan Bangun Ruang

Irisan antara sebuah bidang dengan sebuah sebuah bangun ruang adalah daerah yang dibatasi oleh garis potong – garis potong antara bidang pengiris dengan semua sisi bangun ruang yang terpotong oleh bidang tersebut. Beberapa hal berikut ini adalah prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melukiskan irisan bangun ruang.

1. Terbentuknya Sebuah Bidang

Sebuah titik dapat dibentuk apabila terdapat:

    a. Tidga titik yang titik tidak segaris
    b. Sebuah garis dan sebuat titik di luar garis itu
    c. Dua buah garis yang berpotongan
    d. Dua buah garis sejajar

2. Garis Potong antara Dua Bidang

Garis potong antara dua bidang adalah sebuah garis yang terletak pada dua bidang yang sama. Garis potong dissebut juga garis persekutuan.

Pada gambar di samping garis AA′ adalah gars potong antara bidang α dan bidang β.

Cara menetukan garis potong antara bidang α dan bidang β adalah sebagai berikut.

1.      Tentukan dua titik persekutuan dari bidang α dan β, yaitu titik yang terletak pada bidang α dan sekaligus pada bidang β.
2.      Hubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis. Garis yang terbentuk adalah garis potong yang dimaksud.

Sebagai contoh akan kita tentukan garis potong antara bidang ACGE dengan bidang BDG pada kubus ABCD.EFGH berikut ini.

Titik G dan T adalah titik persekutuan antarabidang ACGE dan bidang BDG. Garis GT adalah garis potong antara bidang ACGE dan bidang BDG.

3. Titik Tembus Sebuah Garis pada Sebuah Bidang

Titik tembus atau titik potong sebuah bidang adalah titik persekutuan antara garis dan bidang itu. Misalkan kita akan mentukan titik tembus garis g dan bidang α.

Cara menetukan titik tembus garis g dan bidang α sebagai berikut:

1.      Buatlan bidang β melalui garis g
2.      Tentukan garis potong antara bidang α dan bidang β, (α,β)
3.      Titik potong antara garis g dan (α,β) adalah titik tembus antara garis g dan bidang α.


Dalam melukis irisan bangun ruang kita perlu membuat sumbu afinis atau garis dasar. Sumbu afinitas adalah garis potong bidang pengiris dengan bidang alas bangun ruang.


Sumber
Labels: Matematika

Thanks for reading Dimensi Tiga - 1. Please share...!

Back To Top