Lahir: 10 Juni, 940
Buzhgan
Meninggal: 997 atau 998 M,
Baghdad
Era: Masa keemasan Islam
Kepentingan utama: Matematika dan Astronomi
Gagasan penting: Fungsi Tangent,
Hukum sinus, Beberapa identitas trigonometri
Karya-karya
besar: Almagest
dari Abu al-Wafa.
Abu
al-Wafā', Muḥammad ibn Muḥammad ibn Yahya bin Ismail bin al-Abbas
al-Būzjānī atau Abū al-Wafa Būzhgānī adalah Matematikawan
dan Astronom Persia yang bekerja di Bagdad. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn
Yahya Ibn Ismail al-Buzjani lahir 10 Juni tahun 940 M/328 H di kota kecil
bernama Buzhgan, (sekarang Torbat-e Jam ) di Khorasan (Sekarang Iran). Sejak
masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan
minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Ia belajar matematika dari pamannya
bernama Abu Umar al- Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Sedangkan,
ilmu geometri dikenalnya dari Abu Yahya al-Marudi dan Abu al-Ala’ Ibn Karnib.
Masa sekolahnya dihabiskan di kota kelahirannya itu. Setelah berhasil
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, pada usia 19, di tahun 959M Abul
Wafa pindah ke Baghdad mengenyam pendidikan dan tinggal di sana selama empat
puluh tahun. Abul Wafa tumbuh besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam baru
yang berkuasa di wilayah Iran. Dinasti yang bernama Buwaih itu berkuasa di
wilayah Persia — Iran dan Irak ñ pada tahun 945 hingga 1055 M. Kesultanan
Buwaih menancapkan benderanya di antara periode peralihan kekuasaan dari Arab
ke Turki. Dinasti yang berasal dari suku Turki itu mampu menggulingkan
kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad pada masa kepemimpinan
Ahmad Buyeh.
Kontribusi
Di bidang ilmu geometri, Abul Wafa memberikan kontribusi signifikan bagi pemecahan soal-soal geometri dengan menggunakan kompas; konstruksi ekuivalen untuk semua bidang, polyhedral umum; konstruksi hexagon setengah sisi dari segitiga sama kaki; konstruksi parabola dari titik dan solusi geometri bagi persamaan.
Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui sangat
besar kemanfaatannya. Dia adalah yang pertama menunjukkan adanya teori relatif
segitiga parabola. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan metode baru tentang
konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan
desimal. Abul Wafa pun mengembangkan hubungan sinus dan formula 2 sin2 (a/2) =
1 - cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2). Di samping itu, Abul Wafa
membuat studi khusus menyangkut teori tangen dan tabel penghitungan tangen. Dia
memperkenalkan secan dan cosecan untuk pertama kalinya, berhasil mengetahui
relasi antara garis-garis trigonometri yang mana berguna untuk memetakannya
serta pula meletakkan dasar bagi keberlanjutan studi teori conic.
Abul Wafa bukan cuma ahli matematika, namun juga piawai dalam bidang ilmu
astronomi. Beberapa tahun dihabiskannya untuk mempelajari perbedaan pergerakan
bulan dan menemukan "variasi". Dia pun tercatat sebagai salah satu
dari penerjemah bahasa Arab dan komentator karya-karya Yunani.
Karya
tulis ilmiah
Banyak buku dan karya ilmiah telah dihasilkannya dan mencakup banyak bidang
ilmu. Namun tak banyak karyanya yang tertinggal hingga saat ini. Sejumlah
karyanya hilang, sedang yang masih ada, sudah dimodifikasi.
Kontribusinya dalam bentuk karya ilmiah antara lain dalam bentuk kitab Ilm
al-Hisab (Buku Praktis Aritmatika), Al-Kitab Al-Kamil (Buku Lengkap), dan Kitab
al-Handsa (Geometri Terapan). Abul Wafa pun banyak menuangkan karya tulisnya di
jurnal ilmiah Euclid, Diophantus dan al-Khawarizmi, tetapi
sayangnya banyak yang telah hilang. Kendati demikian, sumbangsihnya bagi teori
trigonometri amatlah signifikan terutama pengembangan pada rumus tangen,
penemuan awal terhadap rumus secan dan cosecan. Maka dari itu, sejumlah besar
rumus trigomometri tak bisa dilepaskan dari nama Abul Wafa. Untuk memantau
bintang dari observatorium itu, secara khusus Abul Wafa membangun kuadran
dinding. Sayang, observatorium tak bertahan lama. Begitu Sultan Sharaf
ad-Dawlah wafat, observatorium itu pun lalu ditutup. Sederet karya besar telah
dihasilkan Abul Wafa selama mendedikasikan dirinya di istana sultan Buwaih.
Beberapa kitab bernilai yang ditulisnya antara lain; Kitab fima Yahtaju
Ilaihi al- Kuttab wa al-Ummal min ‘Ilm al-Hisab sebuah buku tentang aritmatika.
Dua salinan kitab itu, sayangnya tak lengkap, kini berada di perpustakaan
Leiden, Belanda serta Kairo Mesir. Ia juga menulis “Kitab al-Kamil”.
Dalam geometri, ia menulis “Kitab fima Yahtaj Ilaih as-Suna’ fi ‘Amal
al-Handasa”. Buku itu ditulisnya atas permintaan khusus dari Khalifah Baha’ ad
Dawla. Salinannya berada di perpustakaan Masjid Aya Sofya, Istanbul. Kitab
al-Majesti adalah buku karya Abul Wafa yang paling terkenal dari semua buku
yang ditulisnya. Salinannya yang juga sudah tak lengkap kini tersimpan di
Perpustakaan nasional Paris, Prancis.
Sayangnya, risalah yang di buatnya tentang kritik terhadap pemikiran Euclid, Diophantus serta Al-Khawarizmi sudah musnah dan hilang. Sungguh
peradaban modern berutang budi kepada Abul Wafa. Hasil penelitian dan
karya-karyanya yang ditorehkan dalam sederet kitab memberi pengaruh yang sangat
signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahun, terutama trigonometri dan
astronomi.
Wafatnya Abul Wafawafat
Abul Wafawafat pada 15 Juli 998 di
kota Baghdad, Irak. Untuk menghormati pengabdian dan dedikasinya dalam
mengembangkan astronomi namanya pun diabadikan di kawah bulan. Di antara
sederet ulama dan ilmuwan Muslim yang dimiliki
peradaban Islam, hanya 24 tokoh saja yang diabadikan di kawah bulan dan telah mendapat
pengakuan dari Organisasi Astronomi Internasional (IAU). Ke-24 tokoh Muslim itu
resmi diakui IAU sebagai nama kawah bulan secara bertahap pada abad ke-20 M,
antara tahun 1935, 1961, 1970 dan 1976. salah satunya Abul Wafa.
Kebanyakan, ilmuwan Muslim
diadadikan di kawah bulan dengan nama panggilan Barat. Abul Wafa adalah salah
satu ilmuwan yang diabadikan di kawah bulan dengan nama asli. Kawah bulan Abul
Wafa terletak di koordinat 1.00 Timur, 116.60 Timur. Diameter kawah bulan Abul
Wafa diameternya mencapai 55 km. Kedalaman kawah bulan itu mencapai 2,8 km.
Lokasi kawah bulan Abul Wafa terletak di dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasangang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur. Di sebelah baratdaya kawah bulan Abul Wafa terdapat kawah Vesalius dan di arah timur laut terdapat kawah bulan yang lebih besar bernama King. Begitulah dunia astronomi modern mengakui jasa dan kontribusinya sebagai seorang astronom di abad X.
Lokasi kawah bulan Abul Wafa terletak di dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasangang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur. Di sebelah baratdaya kawah bulan Abul Wafa terdapat kawah Vesalius dan di arah timur laut terdapat kawah bulan yang lebih besar bernama King. Begitulah dunia astronomi modern mengakui jasa dan kontribusinya sebagai seorang astronom di abad X.
Abul Wafa menemukan relasi
identitas trigonometri berikut ini:
dan menemukan rumus sinus untuk
geometri sferik (yang tampak mirip dengan hukum sinus)
Sumber
Labels:
Ilmuwan,
Ilmuwan Muslim
Thanks for reading Biografi Abul Wafa Muhammad Al Buzjani. Please share...!