Muḥammad bin Mūsā
al-Khwārizmī(Arab: محمد
بن موسى الخوارزمي) Prangko terbitan 6 September 1983
di Uni Soviet memperingati ulang tahun al-Khwārizmī yang ke-1200
(perkiraan).
Meninggal : 850 di Baghdad
Suku: Persia
Dikenal karena: Risalahnya tentang aljabar dan angka India
Mempengaruhi: Abu Kamil
Al-Khawarizmi (Khawarizm,Uzbekistan, 194 H/780 M-Baghdad, 266 H/850 M) adalah Ilmuwan
muslim, ahli di bidang ilmu matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Nama lengkapnya
adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi dan di barat ia lebih dikenal
dengan nama Algoarisme atau Algorisme. Dalam bukunya al-Khawarizmi memperkenalkan
kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa arab disebut
sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan
mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan,
ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar
dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan seperti
ini tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu dan mereka
lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka arab, termasuk
angka nol), hasil penemuan al-khawarizmi. Dengan demikian angka nol baru
dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan
al-Khawarizmi. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah
Kehormatan di Baghdad.
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah
buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat.
Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari
Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan
sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia
merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan
tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak
besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari
kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi
kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata algorisme dan algoritma diambil
dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap
dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti
digit. Nama algoritma diambil dari nama julukan penemunya yaitu al-Khawarizmi.
Biografi
Sedikit yang dapat diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi tempat lahirnya sekalipun. Nama beliau mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi Uzbekistan). Gelar beliau adalah Abū ‘Abdu llāh (Arab: أبو عبد الله) atau Abū Ja’far.
Sejarawan al-Tabari menamakan beliau Muhammad bin Musa al-Khwārizmī al-Majousi al-Katarbali (Arab: محمد بن موسى الخوارزميّ المجوسيّ القطربّليّ). Sebutan al-Qutrubbulli mengindikasikan beliau berasal dari Qutrubbull, kota kecil dekat Baghdad.
Tentang agama al-Khawārizmī'
Toomer menulis: “Sebutan lain untuk beliau
diberikan oleh al-Ṭabarī, "al-Majūsī," ini mengindikasikan ia
adalah pengikut Zoroaster. Ini mungkin terjadi pada orang yang berasal dari
Iran. Tetapi, kemudian buku Al-Jabar beliau menunujukkan beliau adalah seorang
Muslim Ortodok, jadi sebutan Al-Tabari ditujukan pada saat ia muda,
ia beragama Majusi.”
Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkat beliau,
bersama dengan karya-karya tulis beliau. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh
pekerjaannya antara 813-833. setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi
pusat ilmu dan perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India
berkelana ke kota ini, yang juga dilakukan beliau. Dia bekerja di Baghdad pada
Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun,
tempat ia belajar ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan
manuskrip Sanskerta dan Yunani.
Karya
Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala (Arab الكتاب المختصر في حساب الجبر والمقابلة) atau: "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.
Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825,
memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan
kemudian Eropa. Buku beliau diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de
numero Indorum, menunjukkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin.
Beberapa kontribusi beliau berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani. Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada geografi adalah sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur –Tengah.
Buku besar beliau yang lain, Kitab surat al-ard ("Pemandangan Bumi";diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.
Beberapa kontribusi beliau berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani. Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada geografi adalah sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur –Tengah.
Buku besar beliau yang lain, Kitab surat al-ard ("Pemandangan Bumi";diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.
Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-Ma’mun dan
berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70
ahli geografi lain untuk membuat peta yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”.
Ketika hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin,
menimbulkan dampak yang hebat pada kemajuan matematika dasar di Eropa. Ia juga
menulis tentang astrolab dan sundial.
Kitab I – Aljabar
Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Arab: الكتاب المختصر في حساب الجبر والمقابلة atau Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab ini merangkum definisi aljabar. Terjemahan ke dalam bahasa Latin dikenal sebagai Liber algebrae et almucabala oleh Robert dari Chester(Segovia, 1145) dan juga oleh Gerardus dari Cremona.
Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat
dengan menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar
(di sini b dan c adalah bilangan bulat positif):
·
kuadrat
sama dengan akar (ax2 = bx)
·
kuadrat
sama dengan bilangan konstanta (ax2 = c)
·
akar sama
dengan konstanta (bx = c)
·
kuadrat dan
akar sama dengan konstanta (ax2 + bx = c)
·
kuadrat dan
konstanta sama dengan akar (ax2 + c = bx)
·
konstanta
dan akar sama dengan kuadrat (bx + c = ax2)
Dengan membagi koefisien dari kuadrat dan menggunakan dua operasi: al-jabr
( الجبر ) atau pemulihan atau pelengkapan) dan
al-muqābala (penyetimbangan). Al-jabr adalah proses memindahkan unit negatif,
akar dan kuadrat dari notasi dengan menggunakan nilai yang sama di kedua sisi.
Contohnya, x2 = 40x - 4x2 disederhanakan menjadi 5x2
= 40x. Al-muqābala adalah proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke
sisi notasi. Contohnya, x2 + 14 = x + 5 disederhanakan ke x2 + 9 =
x. Beberapa pengarang
telah menerbitkan tulisan dengan nama Kitāb al-ǧabr wa-l-muqābala, termasuk Abū
Ḥanīfa al-Dīnawarī, Abū Kāmil (Rasāla fi al-ǧabr wa-al-muqābala), Abū Muḥammad
al-‘Adlī, Abū Yūsuf al-Miṣṣīṣī, Ibnu Turk, Sind bin ‘Alī, Sahl bin Bišr, dan
Šarafaddīn al-Ṭūsī.
Buku 2 - Dixit algorizmi
Buku kedua besar beliau adalah tentang aritmatika, yang bertahan dalam
Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa Arab yang aslinya. Translasi dilakukan
pada abad ke-12 oleh Adelard of Bath, yang juga menerjemahkan tabel astronomi
pada 1126.
Pada manuskrip Latin,biasanya tak bernama, tetapi umumnya dimulai dengan
kata: Dixit algorizmi ("Seperti kata al-Khawārizmī"), atau Algoritmi
de numero Indorum ("al-Kahwārizmī pada angka kesenian Hindu"), sebuah
nama baru di berikan pada hasil kerja beliau oleh Baldassarre Boncompagni pada
1857. Kitab aslinya mungkin bernama Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind
("Buku Penjumlahan dan Pengurangan berdasarkan Kalkulasi Hindu").
Buku 3 - Rekonstruksi Planetarium
Buku 3 - Rekonstruksi Planetarium
Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitāb ṣūrat al-Arḍ (Bhs.Arab: كتاب صورة الأرض "Buku Pemandangan Dunia" atau
"Kenampakan Bumi" diterjemahkan oleh Geography), yang selesai pada
833 adalah revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar
2402 koordinat dari kota-kota dan tempat geografis lainnya mengikuti
perkembangan umum.
Hanya ada satu kopi dari Kitāb ṣūrat
al-Arḍ, yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Terjemahan
Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid. Judul lengkap
buku beliau adalah Buku Pendekatan Tentang Dunia, dengan Kota-Kota, Gunung,
Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Musa
al-Khawarizmi berdasarkan pendalaman geografis yamg ditulis oleh Ptolemeus dan
Claudius.
Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta tersebut.
Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta tersebut.
Buku 4 - Astronomi
Buku Zīj al-sindhind (Arab: زيج
"tabel astronomi”) adalah karya yang terdiri dari 37 simbol pada kalkulasi
kalenderastronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data
astrologial sebaik data yang diakui sekarang.
Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain oleh
astronomer Spanyol Maslama al-Majrīṭī (1000) tetap bertahan dalam bahasa Latin,
yang diterjemahkan oleh Adelard of Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip
lainnya dalam bahasa Latin tetap ada di Bibliothèque publique (Chartres), the
Bibliothèque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid) dan the
Bodleian Library (Oxford).
Buku 5 - Kalender Yahudi
Al-Khawārizmī juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risāla fi istikhrāj
taʾrīkh al-yahūd "Petunjuk Penanggalan Yahudi"). Yang menerangkan
19-tahun siklus interkalasi, hukum yang mengatur pada hari apa dari suatu
minggu bulanTishrī dimulai; memperhitungkan interval antara Era
Yahudi(penciptaan Adam) dan era Seleucid ; dan memberikan hukum tentang bujur
matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama dengan yang ditemukan oleh
al-Bīrūnī dan Maimonides.
Karya lainnya
Beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent, Kairo dan Paris berisi pendekatan material yang berkemungkinan berasal dari al-Khawarizmī. Manuskrip di Istanbul berisi tentang sundial, yang disebut dalam Fihirst. Karya lain, seperti determinasi arah Mekkah adalah salah satu astronomi sferik.
Dua karya berisi tentang pagi
(Ma’rifat sa’at al-mashriq fī kull balad) dan determinasi azimut dari tinggi
(Ma’rifat al-samt min qibal al-irtifā’).
Beliau juga menulis 2 buku tentang
penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah
indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitāb ar-Ruḵāma(t) (buku sundial) dan
Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 yang terakhir disebut telah hilang.
(Wikipedia).
Tahukah Kamu siapa yang menemukan angka nol?
Ya, dia adalah seorang Muslim
berkebangsaan
Persia yang bernama Muhammad bin Musa al
Khawarizmi.
Beliau
merupakan ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Kehidupan beliau
dihabiskan dengan mengukir karya-karyanya terutama di bidang sains. Kehebatan
Al-Khawarizmi telah diakui oleh dunia Islam maupun barat dengan berbagai
karyanya.
Beliau
lahir sekitar tahun 780 M di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan). Ada
beberapa versi tentang kelahiran beliau, ada yang mengatakan di Bukhara, dan
ada juga yang mengatakan di Khwarizm, salah satu Provinsi di Negara Uzbekistan.
Belum ada sumber yang menjelaskan secara detail tentang riwayat kehidupan
al-khawarizmi, diperkirakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad
ke-9 M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarizm, Uzbekistan pada tahun
194H/780 M dan wafat pada 266H/850M di Baghdad, Irak.
Selain
mengabdikan diri di bidang sains, beliau juga orang yang aktif dalam pendidikan.
Beliau pernah menjadi dosen di Sekolah Kehormatan Baghdad, Irak. Banyak tokoh
sains yang mengakui seorang Al-Khawarizmi sebagai ilmuwan cerdas. Salah satunya
adalah George Sarton yang mengatakan bahwa pencapaian tertinggi orang-orang
timur diraih oleh Al-Khawarizmi. Sampai sekarang karya nya tidak akan pernah
terlupakan.
Banyak hal
yang telah ditemukan beliau, yang tentunya bermanfaat bagi umat manusia. Salah
satu dan yang termashyur adalah Aljabar. Aljabar merupakan materi yang banyak
dipelajari di seluruh dunia. Aljabar adalah salah satu cabang matematika yang
mempelajari tentang pemecahan masalah menggunakan simbol - simbol sebagai
pengganti konstanta dan variabel. Aljabar sendiri berasal dari kata “al – jabr”
yang artinya penyelesaian. Al-jabar banyak dimanfaatkan di dunia dan menjadi
salah satu materi yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah.
Selain
Aljabar, beliau juga menemukan ilmu Falaq (ilmu astronomi) yaitu ilmu
pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan,
dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang. Beliau pun menulis
buku tentang ilmu falak yang berjudul Zīj Al-Sindhind "tabel astronomi”.
Zij Al-Sinshind adalah buku yang berisi 37 simbol pada kalkulasi kalender
astronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data astrologial.
Versi asli kitab tersebut sudah hilang (dalam bahasa Arab) . Tetapi versi lain
dalam bahasa latin masih bertahan, diabadikan oleh astronom Spanyol bernama
Maslamah al-Majrīṭī. Kitab tersebut juga diterjemahkan oleh Adelard of Bath.
Belum
selesai di bidang astronomi, beliau juga adalah penemu istilah Algoritma.
Pengertian algoritma sendiri yaitu langkah-langkah yang logis mengenai
penyelesaian masalah yang di susun secara sistematis dan logis. Algoritma
sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan merupakan ilmu yang sangat
berpengaruh dalam bidang komputer. Algoritma adalah mata kuliah wajib yang
menjadi dasar pembuatan program komputer.
Di masa
hidupnya, Al-Khawarizmy juga membuat berbagai karya tulis diantaranya Al-Kitab
Al Mukhtasar fi hisab aljabr wa’l-muqabala yaitu buku yang berisi tentang
rangkuman perhitungan, penimbangan serta perlengkapan (berisi rangkuman
dasar-dasar aljabar). Selanjutnya adalah Kitab Al-Jam’a wal-tafriq bi-hisab al-Hind
atau Dixit Algirizmi yaitu buku yang berisi tentang pengiraan dan penjumlahan
berdasarkan sistem kalkulasi hindu. Serta Kitab Surah Al-Ard yaitu buku yang
berisi tentang rekonstruksi planetarium dan berbagai karya lainnya.
Sumber
Labels:
Ilmuwan,
Ilmuwan Muslim
Thanks for reading Biografi Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī - Ilmuwan Muslim, Penemu Angka Nol. Please share...!