A. Relasi Fungsi
1. Produk Cartesius
Jika A dan B masing-masing menyatakan yang tidak kosong, maka
produk Castesius himpunan A dan B adalah himpunan semua pasangan terurut (x, y)
dengan x ∈ A dan y ∈ B, ditulis:
A × B = {(x, y) ∣ x ∈ A dan y ∈ B}
Pasangan terurut (x, y) mengandung arti x sebagai urutan pertama
dan y sebagai urutan kedua.
Misalkan A = {a,b,c} dan B = {1,2}, maka:
A × B = {(a, 1), (a, 2), (b, 1), (b, 2), (c, 1), (c, 2)}
B × A = {(1, a), (1, b), (1, c), (2, a), (2, b), (2, c)}
2. Relasi
Jika A × B adalah produk Catresius himpunan A dan B, maka relasi
atau hubungan R dari himpanan A ke B adalah sembarang himpunan bagian dari
produk cartesius A × B. Misalkan A × B = {(a, 1), (a, 2), (b, 1), (b, 2), (c,
1), (c, 2)}, maka R = {(a, 1), (b, 2), (c, 1)} merupakan salah satu relasi dari
himpanan A ke B.
Suatu relasi R = {(x, y) ∣ x ∈ A dan y ∈ B} yang berupa pasangan terurut dapat pula
ditulis dengan menggunakan:
A. Diagram
panah
B. Grafik pada
bidang Cartesius
3. Fungsi atau
Pemetaan
Fungsi atau
pemetaan dari himpanan A ke himpanan B merupakan relasi khusus, yaitu relasi
yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Misalkan f
adalah suatu fungsi atau pemetaan dari himpanan A ke himpanan B, maka fungsi f
dinotasikan dengan:
f : A ⟶ B
Jika a ∈ A, b ∈ B, dan fungsi f
memasangkan a dengan b, maka b disebut peta atau bayangan dari a.
Pada
fungsi f : A ⟶ B, himpanan A
disebut daerah asal (domain) fungsi f, dinotasikan dengan Df.
Himpanan B disebut daerah kawan (kodomain) fungsi f, dilambangkan dengan
Kf. Himpanan semua peta A di B disebut daerah hasil (range)
fungsi f, dilambangkan Rf.
B. Fungsi
Komposisi
Apabila f suatu
fungsi dari A ke B (f : A ⟶ B) dan g suatu fungsi dari B ke C (g : B ⟶ C), maka h
suatu fungsi dari A ke C (h : A ⟶ C) disebut fungsi komposisi, dan dinyatakan
dengan h = g ∘
f (dibaca: g
bundaran f).
Dari diagram
panah di atas diperoleh urutan fungsi komposisi h, yaitu:
H = g ∘ f atau h(x) = (g ∘ f) (x) = g(f(x))
Sifat-sifat
Komposisi Fungsi
1.
Operasi komposisi pada fungsa-fungsi umumnya
tidak komutatif
(g
∘ f) (x) ≠ (f ∘ g) (x)
2.
Operasi komposisi pada fungsi-fungsi bersifat
asosiatif
(f
∘ (g ∘ h)) (x) = {(f ∘ g) ∘ h} (x)
3.
Terdapat fungsi identitas I (x) = x sedemikian
sehingga
(f
∘ I) (x) = (I ∘ f) (x) = f (x)
C. Fungsi
Invers
Apabila fungsi
f : A ⟶ B dinyatakan dengan pasangan berurutan f : {(x,
y) ∣ x ∈ A dan y ∈ B}, maka invers fungsi f adalah f ⁻1 : B ⟶ A
dan dinyatakan sebagai f ⁻1
: {(y, x) ∣ y ∈ B dan x ∈ A}.
Apabila f
adalah fungsi dari himpunan B, maka invers fungsi f adalah suatu
relasi dari himpunan B ke himpunan A. hal ini berarti invers suatu
fungsi tidak selalu merunakan fungsi. Jika invers suatu fungsi merupanakan
fungsi, maka invers tersabut dinamakan fungsi invers dari fungsi semula.
Syarat agar
Invers suatu Fungsi merupakan Fungsi Invers
Fungsi f
mempunyai fungsi invers f ⁻1 jika dan hanya jika f merupakan
fungsi (korespondensi satu-satu).
Menentukan
Rumus Fungsi Invers
Langkah-langkah
untuk menentukan rumus fungsi invers f ⁻1 bila rumus fungsi f (x) telah diketahui
sebagai berikut.
1. Mengubah
persamaan y = f (x) dalam bentuk x sebagai fungsi y.
D. Fungsi
Invers dari Fungsi Komposisi
Apabila fungsi
komposisi dari fungsi f dan g adalah fungsi h, ditulis h = f ∘ g, maka fungsi invers
dari fungsi komposisi adalah h⁻1 = (f ∘ g) ⁻1.
Perhatikan
gambar berikut:
Dari
diagram di samping diperoleh bahwa:
(f ∘ g) ⁻1 = g ⁻1 ∘ f ⁻1
Rumus
fungsi invers dari fungsi komposisi yang lain adalah:
(g ∘ f) ⁻1 = f ⁻1 ∘ g
⁻1
(f ∘ g ∘ h) ⁻1.) ⁻1 = h ⁻1 ∘ g ⁻1 ∘ f ⁻1
Sumber
Labels:
Matematika
Thanks for reading Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers - 1. Please share...!