Setelah
kegiatan pembelajaran 1 ini kalian diharapkan:
A.
Mampu
menjelaskan aturan sinus dengan benar
B.
Mampu
menyelesaikan aturan sinus dengan benar
C. Mampu menggunakan Aturan Sinus untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
B. Uraian Materi
Pada bahasan
kali ini, kita akan menemukan rumus-rumus trigonometri yang berlaku pada
sembarang segitiga. Dalam sebuah segitiga sembarang maka yang menjadi permasalahan
utama adalah menentukan panjang sisi dan besar sudut segitiga. Jika hanya
sebuah panjang sebuah segitiga diketahui, apakah kita dapat menentukan panjang
sisi-sisi yang lainnya? Atau apakah kita dapat menentukanbesar sudutnya? Sebaliknya,
jika hanya sebuah sudut segitiga yang diketahui, apakah kita dapat menentukan
besar sudut-sudut yang lain dan panjang sisi-sisinya?
Pada materi
sebelumnya kita telah mempelajari bahwa dalam sebuah segitiga sikusiku
sembarang kita dapat menentukan perbandingan trigonometrinya. Dengan mudah kita
dapat menetukan nilai sinus, Cosinus dan perbandingan trigonometri lainnya.
Pertanyaan akan muncul bagaimana jika menggunakan konsep perbandingan trigonometri
tersebut pada suatu segitiga sama kaki, segitiga sam asisi atau bahkan segitiga
sembarang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka ingatlah kembali konsep yang
pernah kita ketahui sebelumnya terkait dengan garis tinggi dan garis berat
sebuah segitiga sembarang.
Perhatikan
gambar berikut:
Ingat
kembali bahwa pada setiap segitiga sembarang, diperoleh bahwa garis tinggi adalah
suatu garis yang dibentuk dari suatu sudut dan berpotongan tegak lurus dengan sisi
dihadapannya. Maka pada gambar di atas diperoleh bahwa BD merupakan salah satu garis tinggi dari segitiga ABC. Sedangkan garis berat adalah suatu
garis yang dibentuk dari suatu sudut dan memotong sisi dihadapannya menjadi dua
bagian sama panjang. Maka pada gambar diatas, BE adalah garis berat segitiga ABC.
Perhatikan
gambar dibawah ini!
Misalkan ABC adalah segitiga sembarang dengan
panjang AB, BC dan AC masingmasing adalah c satuan, a satuan dan b satuan.
Garia AE, BF dan CD masing-masing adalah garis tinggi segitiga ABC yang dibentuk dari ÐA, ÐB dan ÐC.
Perhatikan!
a.
Segitiga
siku-siku ACD dengan AD ⊥ CD.
Maka dengan perbandingan trigonometri diperoleh bahwa:
CD = AC Sin A atau CD = b Sin A persamaan (1)
b.
Segitiga
siku-siku BCD dengan BD ⊥ CD.
Maka dengan perbandingan
trigonometri diperoleh bahwa:
CD = BC Sin B atau CD = a Sin B persamaan (2)
Dari persamaan (1) dan
(2) maka diperoleh bahwa:
CD = b Sin A dan CD = a Sin B, maka b Sin A = a Sin B atau dapat dituliskan sebagai:
c. Segitiga
siku-siku ABE dengan AE ⊥ EB.
Maka dengan perbandingan trigonometri diperoleh bahwa:
AE = AB Sin B atau AE = c Sin B persamaan
(4)
d.
Segitiga
siku-siku ACE dengan AE ⊥ CE
Maka dengan perbandingan
trigonometri diperoleh bahwa:
AE = AC Sin C atau AE = b Sin C persamaan
(5)
Dari persamaan (4) dan
(5) maka diperoleh bahwa:
AE = c Sin B dan AE = b Sin C, maka c Sin B = b Sin C atau dapat dituliskan sebagai:
Berdasarkan persamaan (3) dan (6) maka diperoleh bahwa
Persamaan diatas disebut dengan Aturan
Sinus
Contoh 1.
Diberikan
segitiga sembarang ABC seperti pada
gambar dibawah ini!
Tentukan
panjang sisi AC?
Alternatif Penyelesaian:
Jika panjang sisi AB = c = 12 cm, dan
sisi AC = b cm maka diperoleh bahwa:
Maka bentuk diatas akan menjadi:
Pada
awalnya, Menara Pisa dibangun dengan ketinggian 56 m. Ternyata, tanah di lokasi
pembangunan menara rentan akan kerapuhan, sehingga terjadi kemiringan. Pada jarak
44 m dari dasar menara diperoleh sudut elevasi 55°, tentukan derajat kemiringan menara
dari posisi awalnya!
Alternatif Penyelesaian:
Permasalahan
di atas dapat kita ilustrasikan seperti pada gambar dibawah ini!
Kita dapat
menggunakan aturan sinus untuk menyelesaikan permasalahan di atas.
Dari ilustrasi di atas maka diperoleh bahwa:
Dengan
menggunakan kalkulator, maka diperoleh bahwa ÐC = 40°.
Karena besar sudut dalam sebuah segitiga adalah 90° maka:
ÐC = 180° – (ÐB + ÐC) = 180° – 95° = 85°.
Sehingga kemiringan Menara Pisa = 90° – 85° = 5°.
Contoh 3.
Jalan K dan jalan L berpotongan di kota A.
Dinas tata kota ingin untuk menghubungkan Kota B dengan Kota C dengan
membangun jalan M yang memotong kedua
jalan yang ada (seperti gambar dibawah).
Jarak antara
Kota A dan Kota C adalah 5 km, dan sudut yang dibentuk oleh jalan M dan jalan L sebesar 75° sedangkan sudut yang dibentuk oleh
jalan K dan jalan M adalah 30°. Tentukan
jarak kota A dan Kota B!
Alternatif Penyelesaian:
Berdasarkan
ilustrasi gambar di atas, maka buatlah garis tinggi segitiga ABC dari A.
Dengan
menggunakan aturan segitiga, maka diperoleh bahwa:
Jadi jarak
antara Kota A dan Kota B adalah 9,65 km.
C. Rangkuman
Pada
sembarang segitiga ABC dengan panjang
masing-masing sisi adalah a, b dan c dan ÐA, ÐB dan ÐC maka berlaku
Aturan Sinus sebagai berikut:
Sumber
Thanks for reading Kegiatan Pembelajaran 1: Aturan Sinus. Please share...!